IHSG Ditutup Naik ke Level 6.869, Menguat 1,21% Hari Ini

IHSG Ditutup Naik ke Level 6.869, Menguat 1,21% Hari Ini

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan hari ini, Selasa (24 Juni 2025), dengan kenaikan signifikan sebesar 1,21% atau setara dengan 82 poin, menempatkan indeks pada posisi 6.869,73. Ini menjadi salah satu penguatan harian tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, sekaligus menandai kembalinya kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia setelah sempat mengalami tekanan. Kinerja Pasar dan Data Perdagangan Sepanjang hari, IHSG bergerak stabil di zona hijau. Indeks dibuka menguat di level 6.800 dan terus menunjukkan tren naik hingga penutupan sesi kedua. Aktivitas perdagangan juga cukup tinggi dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 12 triliun, dan volume perdagangan menembus 13 miliar lembar saham. Investor asing tercatat melakukan net buy sebesar Rp 1,02 triliun, terutama di saham-saham unggulan sektor perbankan dan telekomunikasi. Sentimen Positif Domestik dan Global Beberapa faktor yang mendukung penguatan IHSG hari ini meliputi: Stabilnya suku bunga acuan Bank Indonesia di level 6,25%, yang dinilai tetap mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus menarik bagi investor jangka panjang. Nilai tukar rupiah yang stabil di kisaran Rp 15.850 per dolar AS menambah optimisme terhadap kondisi makroekonomi. Kinerja bursa regional yang juga kompak menguat. Indeks Nikkei 225 Jepang dan Hang Seng Hong Kong ditutup naik masing-masing 0,85% dan 1,10%. Dari sisi global, meredanya kekhawatiran terhadap perlambatan ekonomi AS serta pernyataan dovish dari The Fed turut membantu meningkatkan selera risiko investor. Sektor-Sektor Pendukung Kenaikan IHSG Penguatan IHSG ditopang oleh kinerja apik dari sejumlah sektor utama: Sektor Keuangan (+1,75%)Saham-saham perbankan menjadi pendorong utama seperti BBRI, BBCA, BMRI, dan BBNI yang semuanya menguat di atas 1%. Sektor Barang Konsumsi Non-Primer (+1,68%)Saham ICBP dan UNVR menunjukkan kinerja kuat, didukung oleh ekspektasi peningkatan konsumsi domestik menjelang liburan sekolah. Sektor Energi (+1,23%)Kenaikan harga minyak dunia dan permintaan batubara dari India dan China ikut mendongkrak saham energi seperti ADRO dan PTBA. Sektor Infrastruktur dan Telekomunikasi (+0,98%)TLKM dan EXCL mencatat penguatan berkat ekspektasi pertumbuhan layanan data dan digitalisasi layanan publik. Baca Juga: Perang Israel vs Iran Guncang Pasar Saham Global Top Gainers & Top Losers Hari Ini Top Gainers: BBRI: +2,15% UNVR: +1,90% TLKM: +1,85% INCO: +2,20% ADRO: +1,95% Top Losers: MEDC: -1,12% BRIS: -0,85% EMTK: -0,74% Proyeksi dan Sentimen Lanjutan Analis memperkirakan bahwa tren penguatan ini bisa berlanjut dalam jangka pendek, terutama jika didukung oleh: Laporan laba kuartal II perusahaan-perusahaan besar Rilis data inflasi dan cadangan devisa Keputusan The Fed mengenai suku bunga bulan depan Meski demikian, pasar tetap perlu mewaspadai volatilitas eksternal, termasuk ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan fluktuasi harga komoditas. Kenaikan IHSG sebesar 1,21% ke level 6.869 menjadi sinyal bahwa pasar mulai pulih dari tekanan sebelumnya. Dukungan dari investor asing, stabilnya kondisi ekonomi domestik, serta penguatan sektor keuangan dan energi menjadi kunci utama hari ini. Jika sentimen positif terus berlanjut, bukan tidak mungkin IHSG berpeluang menembus kembali level psikologis 7.000 dalam waktu dekat.
IHSG Anjlok 7%: Investor Khawatir Regulasi dan Politik

IHSG Anjlok 7%: Investor Khawatir Regulasi dan Politik

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan tajam sebesar 7% pada awal tahun 2025, menandai koreksi terbesar sejak tahun 2011. Penurunan ini menimbulkan kepanikan di kalangan investor dan pelaku pasar saham Indonesia. Penyebab Penurunan IHSG Kejatuhan IHSG dipicu oleh dua faktor utama, yaitu ketidakpastian regulasi dan dinamika politik dalam negeri yang memengaruhi kepercayaan investor. Beberapa kebijakan pemerintah, terutama terkait revisi Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (TNI), menjadi perhatian serius pasar. Selain itu, situasi politik yang tidak stabil menyebabkan kekhawatiran investor asing dan domestik untuk menempatkan dana mereka di pasar saham Indonesia. Kondisi ini mendorong aksi jual besar-besaran oleh investor, terutama investor asing yang tercatat melakukan penjualan bersih hingga Rp29,4 triliun sejak awal tahun. Dampak Penurunan IHSG Penurunan IHSG sebesar 7% berdampak pada turunnya nilai kapitalisasi pasar dan menyebabkan kepemilikan asing di pasar saham Indonesia turun drastis hingga hanya tersisa 2,9%, level terendah sejak tahun 2011. Penurunan ini juga berimbas pada melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Respons Pemerintah dan Pelaku Pasar Pemerintah berupaya menenangkan pasar dengan memastikan stabilitas politik dan berjanji akan menjaga iklim investasi tetap kondusif. Beberapa langkah stimulus ekonomi juga tengah disiapkan untuk meningkatkan kepercayaan investor dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Di sisi lain, pelaku pasar dianjurkan untuk tetap waspada namun tidak panik. Investor diimbau untuk melihat peluang jangka panjang dan mengantisipasi fluktuasi pasar yang masih mungkin terjadi. Prospek ke Depan Meskipun terjadi penurunan signifikan, analis pasar melihat potensi pemulihan IHSG apabila pemerintah dapat menstabilkan situasi politik dan mengimplementasikan regulasi yang jelas dan transparan. Sentimen global juga akan berperan besar dalam menentukan arah pasar ke depan.