Minat Rumah Superkecil Masih Minim, Warga Jabodetabek Lebih Suka Hunian Luas
Di tengah naiknya harga properti dan terbatasnya lahan di kawasan perkotaan, sejumlah pengembang mulai menawarkan alternatif berupa rumah superkecil dengan luas bangunan di bawah 30 meter persegi. Konsep ini dirancang sebagai solusi hunian terjangkau bagi generasi muda dan pasangan baru. Namun kenyataannya, minat terhadap rumah superkecil di wilayah Jabodetabek masih tergolong rendah. Meskipun praktis dan ekonomis, sebagian besar masyarakat Jabodetabek tetap lebih memilih hunian dengan luas bangunan yang cukup untuk kebutuhan jangka panjang, terutama bagi keluarga muda yang merencanakan pertumbuhan anggota keluarga dalam beberapa tahun ke depan. Alasan Masyarakat Enggan Memilih Rumah Superkecil Kebutuhan Ruang yang Lebih Fleksibel Salah satu alasan utama warga Jabodetabek enggan memilih rumah superkecil adalah keterbatasan ruang yang membuat aktivitas harian terasa sempit. Banyak penghuni ingin memiliki ruang tamu yang memadai, dapur terpisah, kamar tidur anak, hingga ruang kerja pribadi—hal yang sulit diakomodasi dalam rumah berukuran di bawah 30 meter persegi. Gaya Hidup Perkotaan yang Kompleks Gaya hidup masyarakat perkotaan di Jabodetabek menuntut ruang yang tidak hanya fungsional tapi juga nyaman. Kehadiran perangkat elektronik, perlengkapan dapur, dan kebutuhan keluarga sehari-hari menjadikan rumah mungil terasa kurang representatif. Hunian kecil juga kurang fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kebutuhan penghuni. Hunian Luas Masih Jadi Primadona Prioritas pada Kenyamanan dan Investasi Jangka Panjang Warga Jabodetabek cenderung lebih tertarik pada rumah tapak dengan luas minimal 45 hingga 60 meter persegi, terutama karena pertimbangan kenyamanan dan potensi kenaikan nilai properti. Hunian luas dianggap lebih cocok untuk dihuni dalam jangka panjang, memberikan keleluasaan bagi penghuni untuk melakukan renovasi atau perluasan bangunan seiring waktu. Lokasi Masih Jadi Penentu Utama Meski minat terhadap rumah superkecil rendah, permintaan terhadap hunian yang luas pun tetap bergantung pada lokasi strategis dan akses terhadap fasilitas umum. Banyak warga masih mengincar kawasan dengan infrastruktur yang baik seperti Tangerang, Bekasi, dan Depok yang menawarkan rumah luas dengan harga bersaing. Meski minat terhadap rumah superkecil masih minim, bukan berarti konsep ini tidak memiliki peluang. Pengembang perlu melakukan pendekatan yang lebih edukatif, memperkenalkan desain yang efisien, multifungsi, serta mempertimbangkan lokasi yang strategis. Ke depannya, rumah mungil bisa menjadi alternatif menarik jika disertai dengan kualitas lingkungan dan kenyamanan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat urban modern. Namun untuk saat ini, di wilayah Jabodetabek, hunian luas tetap menjadi pilihan utama, mencerminkan preferensi masyarakat terhadap ruang hidup yang nyaman, aman, dan siap digunakan dalam jangka panjang.